Langsung ke konten utama

Setidaknya Ada 6 Penyebab Susah Buang Air Besar

Setidaknya Ada 6 Penyebab Susah Buang Air Besar

Penyebab susah buang air besar sering kali sulit untuk diketahui secara pasti. Namun, secara umum ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan konstipasi atau sulit buang air besar, antara lain pola makan yang buruk, kehamilan, menunda buang air besar, pengaruh obat-obatan, atau karena kondisi kesehatan tertentu.

Sembelit atau susah buang air besar, dalam obat aborsi  bahasa medis disebut konstipasi, terjadi ketika frekuensi buang air besar menjadi berkurang. Sebenarnya frekuensi buang air besar bisa berbeda-beda pada tiap orang. Tidak ada patokan baku mengenai berapa kali normalnya buang air besar dalam sehari atau seminggu.
Namun, biasanya tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari atau frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam di minggu sudah dapat dikatakan sebagai susah buang air besar. Ini karena setelah tiga hari, struktur tinja menjadi lebih keras dan lebih sulit untuk dikeluarkan.

Berbagai Penyebab Susah Buang Air Besar

Lalu apa saja kondisi yang umumnya menjadi penyebab susah buang air besar?

Pengaruh gaya hidup
Pola makan yang kurang sehat, seperti kekurangan serat serta kekurangan cairan, dapat memicu terjadinya konstipasi. Selain itu, perubahan pola makan dan terlalu banyak mengonsumsi produk olahan susu juga bisa menyebabkan susah buang air besar. Di samping itu, gangguan makan juga ikut berkontribusi terhadap terjadinya konstipasi. Malas berolahraga atau kurang aktif bergerak juga bisa mengundang konstipasi.

Kehamilan
Sekitar 40 persen wanita hamil mengalami konstipasi selama kehamilan, terutama pada periode awal kehamilan. Konstipasi dapat dialami ibu hamil karena selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak hormon progesteron yang efeknya dapat mengendurkan otot, sehingga menyulitkan otot usus untuk berkontraksi. Sebagai akibatnya, ibu hamil kesulitan untuk buang air besar.

Menunda buang air besar
Sering kali anak-anak maupun orang dewasa memiliki keengganan pergi ke toilet untuk buang air besar ketika mulai terasa ingin BAB, entah karena alasan takut, malu, tidak memiliki privasi untuk menggunakan toilet, atau berbagai alasan lain. Namun, menunda-nunda buang air besar ketika ada desakan untuk melakukannya, justru berisiko menyebabkan konstipasi. Dengan kata lain, bersegeralah dalam menjawab panggilan alam ini.

Pengaruh obat-obatan
Konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek samping berupa susah buang air besar. Obat-obatan tersebut bisa meliputi suplemen kalsium, suplemen zat besi, obat antiepilepsi, antidepresan, antipsikotik, obat-obatan diuretik, serta obat pereda nyeri golongan narkotik, seperti kodein dan morfin. Selain itu, obat untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti antasida dan antidiare, serta kebiasaan menggunakan obat laksatif, juga dapat menimbulkan konstipasi.

Memiliki kondisi kesehatan tertentu
Pada kasus yang jarang terjadi, kesulitan untuk buang air besar bisa dianggap pertanda adanya kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom iritasi usus besar, hiperkalsemia atau kelebihan kalsium dalam darah, kelenjar tiroid yang kurang aktif, fisura ani, penyakit radang usus, kanker usus besar atau dubur, hingga kelainan saraf seperti pada multiple sclerosis, stroke, penyakit Parkinson, atau cedera saraf tulang belakang.

Faktor-faktor psikologis
Kesulitan buang air besar bisa terjadi pada mereka yang memiliki masalah psikis, seperti stres, kecemasan, depresi, trauma kekerasan, atau pelecehan seksual.

Cara Menangani Susah Buang Air Besar

Penyebab susah buang air besar bisa bervariasi pada tiap orang. Begitu pun mengenai langkah penanganannya akan tergantung kepada penyebab dan seberapa parah kondisi Anda. Namun, secara umum konstipasi bisa ditangani dengan mengubah gaya hidup, seperti berikut:

Cukupi kebutuhan air putih untuk mencegah dehidrasi dan melunakkan tekstur tinja.
Perbanyak mengonsumsi serat, setidaknya 18-30 gram per hari. Serat bisa didapat dari buah-buahan, sayuran, ataupun sereal dan kacang-kacangan.
Ketika buang air besar di toilet duduk, letakkan kaki di atas bangku rendah supaya posisi lutut lebih tinggi pinggang. Posisi ini membuat kotoran lebih mudah keluar.
Perbanyak aktivitas fisik dan Sesederhana berjalan kaki selama minimal 15 menit sudah cukup, asalkan dilakukan secara rutin.
Terapkan rutinitas buang air besar ke toilet, misalnya kapan dan di toilet mana Anda nyaman untuk buang air besar. Penerapan rutinitas ini juga perlu dilakukan untuk anak Anda. Bantu anak untuk membiasakan diri dengan aktivitas ini dan berikan pujian atau penghargaan bila anak telah melakukannya.
Jangan menunda untuk buang air besar ketika merasa butuh dan mendesak untuk melakukannya.
Bila konstipasi terjadi pada anak, berikan buah-buahan dan probiotik untuk memperlancar buang air besar, seperti stroberi, apel, anggur, pir, atau kismis. Buah-buahan dan probiotik ini juga bisa diberikan untuk orang dewasa.
Apabila dengan mengubah gaya hidup belum berhasil, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan pencahar atau laksatif untuk Anda. Bagi ibu hamil yang mengalami konstipasi, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat apa pun.

Komentar